DISKOMINFO LAMSEL, Kalianda – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) kembali menggelar rapat koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah, di Minggu ketiga bulan September 20024, bersama kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah se-Indonesia secara virtual.
Rakor tersebut juga digelar secara langsung melalui kanal Youtube resmi Kemendagri sehingga memungkinkan seluruh masayarakat Indonesia dapat mengikuti Rakor tersebut.
Selain itu, Rakor tersebut juga dihadiri oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Lampung Selatan secara virtual, dari ruang Kabag Perekonomian setempat, Selasa (17/9/2024).
Sementara itu, Rakor tersebut dipimpin oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemendagri Tomsi Tohir serta dihadiri Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Layanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandari serta dihadiri juga perwakilan Kementerian dan lembaga instansi terkait lainnya.
Epi Sulandari mengatakan, sebagai upaya menjaga stabilitas pangan dan ketahanan pangan nasional, Perusahaan Umum (Perum) Bulog telah meluncurkan Program Bulog Siaga sebagai salah satu solusi untuk pengenadalian inflasi di daerah.
“Bulog siaga ini akan lebih dioptimalkan lagi supaya semakin banyak masyarakat dapat merasakan manfaatnya dengan dijualnya beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang memiliki kualitas bagus tetapi dengan harga yang lebih terjangkau dari pasaran,” kata Epi Sulandri.
Lebih lanjut Epi Sulandri menyampaikan, melalui Program Bulog Siaga tersebut juga akan dilakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga terkait yang ada di daerah-daerah se-Indonesia.
“Program Bulog siaga ini kerja sama dengan pemerintah daerah, pengecer maupun dengan beberapa kementrian dan instansi terkait termasuk dengan kepolisian,” ujar Epi Sulandri.
Diakhir rapat, pemimpin rapat, Tomsi Tohir menyampaikan, bahwa pemerintah daerah terutama Perum Bulog harus lebih melakukan action dengan tidak hanya mengadakan Program Bulog Siaga. Tetapi juga melakukan upaya pengendalian terhadap harga pangan yang jatuh.
“Kami berharap terutama dengan Bulog untuk memberikan masukan dan upaya terhadap komoditas. Contohnya bawang yang harganya jatuh dan juga termasuk kacang kedelai,” imbuh Tohir. (CSBB)
Last modified: 17/09/2024
