KALIANDA, Diskominfo Lamsel – Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) memberikan bantuan 300 tabung gas elpiji 3 kilogram (kg) atau gas melon bagi korban tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan (Lamsel).
Bantuan itu diserahkan secara simbolis oleh Prof. Dr. Mugiyono mewakili BATAN kepada Kepala Dinas Sosial Pemkab Lamsel Dulkahar, AP, M.Si selaku Kepala Logistik di Rumah Dinas Bupati Lamsel, Jumat (18/1/2019) kemarin.
“Setelah berkonsultasi dan mendapat penjelasan dari tim di Media Center, kami sepakat untuk memberikan bantuan berupa tabung gas elpiji ini. Karena ini yang sangat dibutuhkan, semoga bisa bermanfaat dan tepat sasaran,” kata Mugiyono.
Selain menyerahkan bantuan, Mugiyono juga berharap, kedepan BATAN bisa menjajaki kerjasama dengan Pemkab Lamsel, seperti dibidang pertanian, perikanan, dan lainnya.
Sebab katanya, teknologi berbasis nuklir juga bisa dimanfaatkan dalam dunia pertanian seperti pengembangan bibit unggul, pengawetan makanan dan lain sebagainya.
“BATAN sudah melahirkan banyak varieties unggul yang memiliki produktivitas tinggi, selain itu rasa yang dihasilkan juga enak. Nanti kita bisa bantu pertanian Kabupaten Lampung Selatan dengan memanfaatkan teknologi nuklir ini,” terang Mugiyono.
Usai menyerahkan bantuan secara simbolis, Prof. Dr. Mugiyono beserta rombongan berpamitan kepada tim untuk mencari bantuan yang telah disepakti berupa 300 tabung gas elpiji ukuran 3 kg senilai Rp.50 juta.
Sementara itu, sebanyak 200 tabung gas elpiji 3 kg dari BATAN tersebut, telah tiba Posko Logistik, Rumah Dinas Bupati Lamsel, Sabtu (19/1/2019).
Kepala Dinas Pemkab Lamsel Dulkahar membenarkan hal tersebut. Dia mengatakan, bantuan itu dihantarkan langsung oleh oleh distributor yang berada di Kalianda.
“Iya, hari ini sudah sampai 200 tabung, dan kemungkinan besok sisanya akan datang lagi 100 tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram,” kata Dulkahar di Psoko Logistik, Sabtu (19/1/2019).
Dulkahar menambahkan, bantuan berupa tabung gas atau peralatan dapur untuk memasak tersebut sangat tepat, mengingat nantinya banyak para pengungsi yang menempati hunian sementara pasti membutuhkan peralatan dapur tersebut. (kmf)
Last modified: 21/03/2019
